Saat anak mulai merasa nyaman di
dekat kita, saat anak mulai berani menggores dan menggambar sosok yang
disayanginya, saat anak mulai merasa memiliki kita, saat anak mulai ngekor
kemanapun kita pergi. Kebanggan seperti inilah yang bu guru rasakan pula.
“Ini bu guru, aku gambar bu guru,
aku tulis nama bu guru sudah tahu, aku belaajarnya sama bu guru saja,……….. (dst,)”
Bangga, ingin menangis rasanya. Karena dari situ bu guru sadar anak-anak itu
menyukai bu guru bahkan “menyayangi” dengan setulus hati.
karya Izaaz B3 |
karya Fadlan A2 (bu guru merasa jadi m*nster) |
karya Amiq B2 (dijewer mama katanya) |
Apalagi anak-anak sering sekali
mencuri cium (waah.. bahasanya xixixi) mencium pipi bu guru secara refleks.
Karena di taman bermain kita para guru hanya boleh mencium anak pada saat-saat
tertentu saja misal : saat anak naik tingkatan mengaji & membaca, saat
sakit, saat milad (itupun jika sang anak memberitahu bahwa saat ini dia sedang
milad).
Kenapa seperti itu, jawabannya
mudah “yups!!! Menghindari adanya kecemburuan sosial” ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar